Rak Piring Soimah Mendadak Curi Fokus di Tengah Sesi Nyuci sambil Ndeprok

Soimah hingga kini menjadi salah satu artis Tanah Air yang tajir melintir. Meski begitu, Soimah tetap menjadi sosok yang sederhana dan mandiri.

Terbukti, Soimah tak segan-segan lakukan kegiatan cuci piring di rumahnya. Ia tegaskan tetap melakukan pekerjaan rumah dan tak tergantung pada ART. Ia mengaku bisa melakukan semuanya dan tak sedih jika ditinggal ART.

““Kamu pikir kalo aku ditinggal pembantu aku sedih? Nggak, nggak sedih aku sudah biasa hidup seperti ini dari dulu. Kamu pikir sedih gak ada pembantu? Nggak! Bisa semua aku ngepel, nyuci baju, nyuci piring, bisa semua aku,” seru Soimah sambil cuci piring sambil duduk. “Kamu pikir aku stres ditinggal pembantu? Nggak! Aku apa apa bisa ngerjain. Bisa aku, kalo nyuci kaya gini paling enak ya duduk, nggak berdiri kalo berdiri itu nggak bersih. Orang asalnya orang kecil udah kayak gini paling enak.”

Melihat aksi Soimah itu, netter berikan pujian pada kesederhanaannya. Ada pula yang salah fokus melihat rak piring milik Soimah.

Wow dia artis besaaar loh padahal tapi tetep cuci piring dibawah gitu👏👏 taste is taste ya mae😂 salut gak ikut2an orang🔥,” kata netter. “Inovasi ini 😍 biar cepet tiris air dari piring piring,” ujar netter. “Itu mak e manfaatin space di samping tangga kayaknya ya, kreatif juga 😍,” kata yang lainnya. “Keren rak piringnya begitu jd cepat tiris airnya dan jg muat banyak tentunya… 👏,” kata yang lainnya.

Masih soal Soimah, ia dulunya memulai karier dari nol. Ia pernah mendapatkan bayaran kecil di awal-awal bekerja sebagai seniman dan penyanyi.

“Tapi aku pernah wayangan semalam suntuk dibayar Rp 10.000. Wayangan semalam suntuk loh, bayangin sampai pagi loh, sampai pagi sebelum subuh, terus naik jadi Rp 15.000, naiknya cuma Rp 5.000,” katanya. “TVRI terus habis itu sempat ke Yogyakarta TV, jadi pembawa acara di Yogyakarta TV kurang lebih tiga tahun. Programnya Klinong-Klinong Campursari. Tapi kalau di Jogja TV jadi pembawa acara di Klinong Klinong campursari kurang lebih tiga tahun kalau enggak salah, bayarannya Rp 50.000 jaman dulu.”

Soimah juga sempat putus kuliah dari ISI karena kesibukannya mencari uang. “Terus lanjut di ISI (Institut Seni Indonesia), semester 6 cabut karena kebanyakan off air, jadi sudah mengerti duit. Terus kuliahnya mikirnya sudah malas, jadi mikir kerjaan, kerjaan, kerjaan, akhirnya ya sudah asyik nyari ke duitnya,” kata Soimah.

Tak cuma itu, ia juga cerita jika dirinya sempat dianggap orang kaya meski baru merintis karier. Hal ini sempat membuat Soimah merasa tak nyaman.

“Jadi yang namanya orang kampung masuk TV awal, orang kampung itu mengiranya orang kaya, mereka itu tidak tahu prosesnya seperti apa terus pembayarannya gimana bayarannya berapa, mereka itu tidak tahu jadi pokoknya kalau sudah masuk tv kaya aja bebankan mau Lebaran,” ungkap Soimah. “Ini bayaran belum turun beban banyak keluarga pasti ngira duitku banyak, aku kan konsultasi sama ini bertiga. Dan akhirnya hanya turun beberapa episode ini kalau ditukerin Rp50 ribuan ini enggak bakalan rata dan cepat habis, akhirnya nukernya Rp2 ribuan nuker-nukerin yang dipinggir jalan itu.”

Post Comment